Filsuf yang juga ahli tafsir kebangsaan Iran, Fakhir ar-Razi pernah
mengatakan, puasa bisa melahirkan ketaqwaan karena mengandung unsur
pengendalian syahwat. Puasa membentengi pelakunya dari perbuatan buruk.
Ia
juga mengatan, puasa menjadi ajang latihan untuk mengendalikan nafsu
dan menghindari kecerobohan, juga perbuatan keji. "Hal itu karena puasa
mampu menurunkan tensi nafsu perut dan seks," katanya dalam tafsir
Muslim: II/770-771, hadis nomor 46.
Abdurrahman Habnakah
al-Maidani, seorang peneliti modern menjelaskan dalam bukunya
'Ash-Shiyam wa Ramadhan fi as-Sunnah wa Alquran', bahwa taqwa artinya
menjaga dan melindungi diri dengan langkah preventif.
Ibnu Hajar
Al-Asqalani juga menjabarkan hadis Al-Bukhari tentang puasa bisa jadi
tameng. Imam an-Nasa'i meriwayatkan hadis dari Aisyah yang mengatakan
'puasa adalah tameng dari api neraka'.
Sementara, menurut Ustman
bin Abu al-ash, puasa adalah tameng sebagaimana tameng dalam peperangan.
Nabi Muhammad SAW bahkan dengan jelas mengatakan, puasa adalah solusi
untuk menahan diri.
Nabi Muhammad SAW bersabda "Wahai para
pemuda! Barang siapa di antara kalian mampu menikah, maka hendaklah
segera menikah, dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia
berpuasa, sesungguhnya ia bisa menjadi penawar nafsu."
0 komentar