Meraih Derajat Takwa di Bulan Suci
6/04/2017
Ibadah puasa Ramadhan pada hakikatnya adalah sarana latihan mental bagi
kaum mukmin. Mereka yang menjalani latihan tersebut diharapkan mampu
meraih derajat takwa. Hal itu seperti yang disampaikan Allah SWT dalam
Alquran Surah al-Baqarah ayat 183. "Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kalian, semoga kamu bertakwa."
Meskipun
ayat di atas sudah terlampau sering disampaikan para mubaligh di
mimbar-mimbar masjid, menggapai ketakwaan kepada Allah SWT di Bulan
Ramadhan tetap bukan perkara yang mudah bagi kebanyakan kaum Muslim.
Oleh
karena itu, apa yang mesti kita lakukan selama di Bulan Suci untuk bisa
menjadi pribadi yang bertakwa? Pertanyaan itulah yang berusaha dijawab
oleh Dr Jaja Nurjana dalam kuliah Ramadhan di Masjid at-Taqwa Srengseng
Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (27/5) lalu.
Dalam
kesempatan tersebut, dai yang juga menjabat ketua Majelis Tarjih dan
Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tangerang Selatan itu mengatakan,
ada beberapa cara yang bisa dilakukan kaum Muslim untuk meraih derajat
takwa di Bulan Ramadhan. "Yang pertama sekali tentunya adalah menahan
diri dari segala hal yang dapat merusak atau membatalkan puasa kita,"
ujarnya.
Dia
menuturkan, di zaman serbacanggih sekarang ini begitu banyak godaan
yang dapat merusak pahala puasa seseorang selama di Bulan Ramadhan.
Apalagi, dengan semakin mudahnya akses internet dewasa ini, beragam
konten atau unggahan negatif pun menjadi kian gampang kita temukan di
berbagai laman media sosial (medsos).
Menurut
Jaja, masyarakat kita hari ini mungkin lebih banyak diam saat
berinteraksi dengan sesamanya di dunia nyata. Namun demikian, mereka
bisa saling berbicara di dunia maya lewat berbagai postingan-postingan
yang mereka unggah di medsos.
"Nah, salah satu tantangan yang kita hadapi dalam menjalani Ramadhan sekarang ini adalah menahan diri membuat unggahan-unggahan yang tidak bermanfaat. Karena pekerjaan semacam itu dapat merusak pahala puasa kita," ucapnya..
Jaja menjelaskan, puasa Ramadhan pada prinsipnya adalah ibadah mentalitas, bukan ibadah fisik. Oleh karenanya, keberhasilan seseorang dalam menjalankan puasa tidak dapat diukur lewat penampilan fisiknya, tetapi lebih kepada perubahan kualitas mentalnya: apakah menjadi lebih baik dari sebelumnya atau malah sebaliknya.
"Jadi,
jika selepas Ramadhan kita masih suka mem-posting hal-hal yang buruk di
medsos, itu artinya ibadah puasa yang kita jalani belum lagi mampu
membawa perubahan yang baik kepada diri kita," ujarnya.
Selanjutnya,
kata Jaja, meraih derajat takwa di Bulan Suci bisa dilakukan dengan
menghidupkan qiyam Ramadhan atau melaksanakan shalat sunah Tarawih di
setiap malam Ramadhan. Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk
menunaikan ibadah sunah tersebut, baik secara berjamaah di masjid maupun
sendirian di rumah.
Dalam
satu riwayat disebutkan,"Barang siapa melakukan qiyam Ramadhan
(beribadah di malam Ramadhan) karena keimanan dan mencari pahala,
dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni," (HR Bukhari 37 dan Muslim
759). Dari hadis ini dapat diketahui bahwa begitu besar ganjaran yang
diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang mengerjakan ibadah di malam
Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan.
Jaja mengatakan, cara lainnya untuk menggapai ketakwaan di Bulan Ramadhan dapat dilakukan dengan bersedekah. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sedekah, terutama di Bulan Suci. Allah SWT pun menjanjikan kepada orang yang bersedekah di Bulan Ramadhan pahala yang berlipat-lipat ganda.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA dinyatakan, "Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di Bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Alquran. Dan kedermawanan Rasulullah SAW melebihi angin yang berhembus," (HR Bukhari).
Sementara, dalam hadis lain dikatakan, "Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga," (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Jaja mengatakan, cara lainnya untuk menggapai ketakwaan di Bulan Ramadhan dapat dilakukan dengan bersedekah. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sedekah, terutama di Bulan Suci. Allah SWT pun menjanjikan kepada orang yang bersedekah di Bulan Ramadhan pahala yang berlipat-lipat ganda.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA dinyatakan, "Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di Bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Alquran. Dan kedermawanan Rasulullah SAW melebihi angin yang berhembus," (HR Bukhari).
Sementara, dalam hadis lain dikatakan, "Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga," (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
0 komentar