Sejarah Tokyo Camii atau Masjid Tokyo
6/09/2017
Tokyo Camii atau Masjid Tokyo
adalah salah satu masjid tertua yang dibangun di 1930an oleh migran
muslim yang datang ke Jepang. Kala itu adalah masa di mana Jepang
kedatangan migran muslim dalam jumlah besar dan masjid pertama mulai
didirikan.
Selain Masjid Tokyo, Jepang juga memiliki dua masjid tua lainnya, yakni Masjid Nagoya dan Masjid Kobe. Masjid Nagoya adalah masjid pertama yang dibangun oleh komunitas muslim di Jepang pada 1931. Sementara Masjid Kobe didirikan pada 1935 oleh migran muslim asal India. Masjid Tokyo dibangun oleh migran muslim Tatar yang melarikan diri saat terjadi revolusi komunis di Rusia pada 1930an. Mereka adalah kelompok migran muslim terbesar di Jepang dan membangun Masjid Tokyo pada 1938.
Saat renovasi pada 2000 selesai, semua dana ditanggung pemerintah Turki. Tidak hanya sebagai pusat keagamaan, Masjid Tokyo juga difungsikan sebagai tempat menyelenggarakan pernikahan, peragaan busana, pertunjukkan, pameran dan konferensi. Remaja masjid juga aktif di dalam Masjid Tokyo. Yuai International School menyelenggarakan kelas-kelas seperti membaca Alquran, mengenal Islam, karate dan kaligrafi. Sekolah tersebut dijalankan oleh Islamic Center of Japan (IJC), sebuah lembaga muslim yang didirikan pada 1966.
Jumlah muslim di Jepang belum diketahui dengan pasti. Namun menurut catatan tak resmi, terdapat 70 ribu hingga 120 ribu muslim tinggal di Jepang dan 10 persen di antaranya adalah orang Jepang asli. Komite Hak Asasi Manusia untuk PBB mencatat Jepang melakukan pengawasan secara sistematis terhadap warga muslim dan masjid-masjid. Pengenalan terhadap Islam dimulai pada awal periode Meiji (1868-1890), saat misi perdagangan dan pertukaran informasi dilakukan dengan Kekaisaran Ottoman dan Timur Tengah. Muslim masuk ke Jepang untuk pertama kalinya saat pedagang dan pelaut muslim India dan Melayu bersandar di kota-kota pelabuhan Jepang seperti Yokohama dan Kobe. Uniknya, Masjid Tokyo tidak mengandalkan bantuan dana pemerintah Jepang dalam pengoperasian dan pemeliharaannya.
Selain Masjid Tokyo, Jepang juga memiliki dua masjid tua lainnya, yakni Masjid Nagoya dan Masjid Kobe. Masjid Nagoya adalah masjid pertama yang dibangun oleh komunitas muslim di Jepang pada 1931. Sementara Masjid Kobe didirikan pada 1935 oleh migran muslim asal India. Masjid Tokyo dibangun oleh migran muslim Tatar yang melarikan diri saat terjadi revolusi komunis di Rusia pada 1930an. Mereka adalah kelompok migran muslim terbesar di Jepang dan membangun Masjid Tokyo pada 1938.
Saat renovasi pada 2000 selesai, semua dana ditanggung pemerintah Turki. Tidak hanya sebagai pusat keagamaan, Masjid Tokyo juga difungsikan sebagai tempat menyelenggarakan pernikahan, peragaan busana, pertunjukkan, pameran dan konferensi. Remaja masjid juga aktif di dalam Masjid Tokyo. Yuai International School menyelenggarakan kelas-kelas seperti membaca Alquran, mengenal Islam, karate dan kaligrafi. Sekolah tersebut dijalankan oleh Islamic Center of Japan (IJC), sebuah lembaga muslim yang didirikan pada 1966.
Jumlah muslim di Jepang belum diketahui dengan pasti. Namun menurut catatan tak resmi, terdapat 70 ribu hingga 120 ribu muslim tinggal di Jepang dan 10 persen di antaranya adalah orang Jepang asli. Komite Hak Asasi Manusia untuk PBB mencatat Jepang melakukan pengawasan secara sistematis terhadap warga muslim dan masjid-masjid. Pengenalan terhadap Islam dimulai pada awal periode Meiji (1868-1890), saat misi perdagangan dan pertukaran informasi dilakukan dengan Kekaisaran Ottoman dan Timur Tengah. Muslim masuk ke Jepang untuk pertama kalinya saat pedagang dan pelaut muslim India dan Melayu bersandar di kota-kota pelabuhan Jepang seperti Yokohama dan Kobe. Uniknya, Masjid Tokyo tidak mengandalkan bantuan dana pemerintah Jepang dalam pengoperasian dan pemeliharaannya.
0 komentar