"Kematian ibu bagi Maria Luisa Bernabe akibat
leukemia adalah babak terberat dalam episode hidupnya. Ibunya yang
merupakan biarawati sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Yang
tersisa di hadapan Maria kini hanya memasrahkan hidupnya pada Tuhan.
Maria terlahir dari keluarga penganut Katolik Roma. Sejak kecil, dia
telah didaulat sebagai pelayan geraja. Dia bahkan, mendapat penghargaan
karena mengajarkan ajaran Katolik saat lulus SMA.
Setelah
kematian ibunya pada 2003, Maria mendapatkan tawaran pekerjaan di Qatar,
tetapi dia menolaknya. Dia merasa tidak berguna, bekerja keras karena
ibunya telah tiada.
Sebelumnya, dia berharap ibunya masih hidup
sehingga dapat menghasilkan uang untuk biaya medis hingga sembuh dan
mengajak sosok kesayangannya itu, melancong ke mana pun.
Pada
2006 dia kembali mendapat panggilan wawancara bekerja di Qatar, atas
saran ayahnya dia menerima pekerjaan tersebut. Pekerjaannya membawa dia
mengenal Islam nantinya.
Meski terlahir dari keluarga taat
agama, hal itu tidak membuat rasa penasaran Maria terhadap Sang Pencipta
terjawab. Sejak kecil, dia selalu mempertanyakan keberadaan Tuhan. Saat
usia delapan tahun dia pernah bertanya pada ibunya mengenai keberadaan
Tuhan karena saat mencari jawabannya dia tidak menemukannya.
Ibunya menjawab, "Kita tidak dapat menemukan Tuhan di mana pun karena
betapa hebat dan tidak terbatasnya kekuasaan Tuhan, dia berada di luar
pemahaman kita," kata ibunya.
Sejak itulah di tengah masalah
yang dihadapinya Maria masih dalam pencarian Tuhan. Dalam pencarian
Tuhan inilah dia mulai mengenal Islam. Hidup yang dihadapinya saat
memeluk Islam tidaklah mudah. Tetapi, dia bersyukur saat ini dia menjadi
seorang Muslimah.
Maria yang kini namanya menjadi Maryam telah
menyembah Tuhan dalam keesaan-Nya. Dalam pencarian Tuhan sepanjang
hidupnya, Maria selalu memuliakan Dia karena membawa dia menuju jalan
Islam.
Tuhan telah menunjukkan jalan untuk bekerja di Qatar
agar mengenal Islam. Dia menunjukkan pencarian terakhirnya menemukan
Tuhan melalui Islam.
0 komentar