Salamah Bin Al Akwa', Pahlawan Pasukan Jalan Kaki
5/06/2017
Puteranya Iyas ingin menyimpulkan keutamaan bapaknya dalam suatu
kalimat singkat, katanya:
“Bapakku tak pernah berdusta … !” Memang, untuk mendapatkan
kedudukan tinggi di antara orang-orang shaleh dan budiman, cukuplah bagi
seseorang dengan memiliki sifat-sifat ini! Dan Salamah bin al-Akwa’ telah
memilikinya, suatu hal yang memang wajar baginya … !
Salamah salah seorang pemanah bangsa Arab yang terkemuka, juga
terbilang tokoh yang berani, dermawan dan gemar berbuat kebajikan. Dan ketika
ia menyerahkan dirinya menganut Agama Islam, diserahkannya secara benar dan
sepenuh hati, hingga ditempalah oleh Agama itu sesuai dengan coraknya yang
agung.
Salamah bin al-Akwa’ termasuk pula tokoh-tokoh Bai’atur Ridwan.
Ketika pada tahun 6 H. Rasulullah saw. bersama para shahabat berangkat dari
Madinah dengan maksud hendak berziarah ke Ka’bah, tetapi dihalangi oleh
orang-orang Quraisy, maka Rasulullah mengutus Utsman bin Affan untuk
menyampaikan kepada mereka bahwa tujuan kunjungannya hanyalah untuk berziarah dan
sekali-kali bukan untuk berperang ….
Sementara menunggu kembalinya Utsman, tersiar berita bahwa ia
telah dibunuh oleh orang-orang Quraisy. Rasulullah lalu duduk di bawah naungan
sebatang pohon menerima bai’at sehidup semati dari shahabatnya seorang demi
seorang. Berceritalah Salamah:
“Aku mengangkat bai’at kepada Rasulullah di bawah pohon, dengan
pernyataan menyerahkan jiwa ragaku untuk Islam, lalu aku mundur dari tempat
itu. Tatkala mereka tidak berapa banyak lagi, Rasulullah bertanya: “Hai
Salamah, kenapa kamu tidak ikut bai’at … !”
“Aku telah bai’at, wahai Rasulullah!” ujarku.
“Ulanglah kembali!” titah Nabi. Maka kuucapkanlah bai’at itu kembali”.
“Ulanglah kembali!” titah Nabi. Maka kuucapkanlah bai’at itu kembali”.
Dan Salaman telah memenuhi isi bai’at itu sebaik-baiknya. Bahkan
sebelum diikrarkannya, yakni semenjak ia mengucapkan “Asyhadu alla ilaha
illallah, wa-asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, maksud bai’at itu telah
dilaksanakan!
Kata Salamah: “Aku berperang bersama Rasulullah sebanyak tujuh
kali, dan bersama Zaid bin Haritsah sebanyak Sembilan kali”.
Salamah terkenal sebagai tokoh paling mahir dalam peperangan
jalan kaki, dan dalam memanah serta melemparkan tombak dan lembing. Siasat yang
dijalankannya serupa dengan perang gerilya, yang kita jumpai sekarang ini. Jika
musuh datang menyerang, ia menarik pasukannya mundur ke belakang. Tetapi bila
mereka kembali atau berhenti untuk beristirahat, maka diserangnya mereka tanpa
ampun … !
Dengan siasat seperti ini ia mampu seorang diri menghalau
tentara yang menyerang luar kota Madinah di bawah pimpinan Uyainah bin Hishan
al-Fizari dalam suatu peperangan yang disebut perang Dzi Qarad. Ia pergi
membuntuti mereka seorang diri, lalu memerangi dan menghalau mereka dari
Madinah, hingga akhirnya datanglah Nabi membawa bala bantuan yang terdiri dari
shahabat-shahabatnya.
Pada hari itulah Rasulullah menyatakan kepada para shahabatnya:
— “Tokoh pasukan jalan kaki kita yang terbaik ialah Salamah bin al-Akwa’ … !”
Tidak pernah Salamah berhati kesal dan merasa kecewa kecuali
ketika tewas saudaranya yang bernama ‘Amir bin alAkwa’ di perang Khaibar… .
Ketika itu ‘Amir mengucapkan pantun dengan suara keras di
hadapan tentara Islam, katanya:
“Kalau tidak karena-Mu tidaklah kami ‘kan dapat hidayah. Tidak
akan shalat dan tidak pula akan berzakat
Maka turunkanlah ketetapan ke dalam hati kami Dan dalam berperang nanti, teguhkanlah kaki-kaki kami”.
Maka turunkanlah ketetapan ke dalam hati kami Dan dalam berperang nanti, teguhkanlah kaki-kaki kami”.
Dalam peperangan itu ‘Amir memukulkan pedangnya kepada salah
seorang musyrik. Tetapi rupanya pedang yang digenggamnya hulunya itu melantur
dan terbalik hingga menghujam pada ubun-ubunnya yang menyebabkan kematiannya.
Beberapa orang Islam
berkata: “Kasihan ‘Amir . .. !
Ia terhalang mendapatkan mati syahid!”
Maka pada waktu itu, yah, hanya sekali itulah, tidak lebih
Salamah merasa amat kecewa sekali. Ia menyangka sebagai sangkaan
shahabat-shahabatnya bahwa saudaranya ‘Amir itu tidak mendapatkan pahala
berjihad dan sebutan mati syahid, disebabkan ia telah bunuh diri tanpa sengaja.
Tetapi Rasul yang pengasih itu, segera mendudukkan perkara pada
tempat yang sebenarnya, yakni ketika Salamah datang kepadanya bertanya: “Wahai
Rasulullah, betulkah pahala ‘Amir itu gugur …?’
Maka jawab Rasulullah saw.:
“Ia gugur bagai pejuang Bahkan mendapat dua macam pahala Dan
sekarang ia sedang berenang Di sungai-sungai surga … !”
Kedermawanan Salamah telah cukup terkenal, tetapi ada hal yang
luar biasa. Hingga ia akan mengabulkan permintaan orang termasuk jiwanya
apabila permintaan itu atas nama Allah … !
Hal ini rupanya diketahui oleh orang-orang itu. Maka jika
seseorang ingin tuntutannya berhasil, ia akan mengatakan ke padanya: “Kuminta
pada anda atas nama Allah … !” Mengenai ini Salamah pernah berkata: “Jika
bukan atas nama Allah, atas nama siapa lagi kita akan memberi … ?”
Sewaktu Utsman r.a. dibunuh orang, pejuang yang perkasa ini
merasa bahwa api fitnah telah menyulut Kaum Muslimin, ia seorang yang telah
menghabiskan usianya selama ini berjuang bahu-mernbahu dengan saudara
seagamanya, tak sudi berperang menghadapi saudara seagamanya.
Benar . . . ! Seorang tokoh yang telah mendapat pujian dari
Rasulullah tentang keahliannya dalam memerangi orang-orang musyrik, tidaklah
pada tempatnya ia menggunakan keahliannya itu dalam memerangi atau membunuh
orang-orang Mu’min. Itulah sebabnya ia mengemasi barang-barangnya lalu
meninggalkan Madinah berangkat menuju Rabdzah . . . , yaitu kampung yang
dipilih oleh Abu Dzar dulu sebagai tempat hijrah dan pemukiman barunya.
Maka di Rabdzah inilah Salamah melanjutkan sisa hidupnya, pada suatu hari di- tahun 74 H., hatinya merasa rindu berkunjung ke Madinah. Maka berangkatlah ia untuk memenuhi kerinduannya itu. la tinggal di Madinah satu dua hari dan pada hari ketiga ia pun wafat …. Demikianlah, rupanya tanahnya yang tercinta dan lembut empuk itu memanggil puteranya ini untuk merangkulnya ke dalam pelukannya dan memberikan ruangan baginya di lingkungan shahabat-shahabatnya yang memperoleh berkah bersama para syuhada yang shaleh ….https://catatan-primata.blogspot.co.id/
0 komentar