Dari Pemeluk Hindu Hingga Menjadi Profesor Hadits Universitas Islam Madinah
5/02/2017
Saat
ini, kita banyak mendengar kisah orang-orang kembali kepada fitrah
mereka, memeluk Islam. Hal ini patut kita syukuri. Tapi hanya ada
beberapa orang yang berasal dari kegelapan agama leluhur mereka setelah
menerima cahaya Islam berhasil menghadirkan pengaruh dan kontribusi yang
luar biasa untuk kemajuan pengetahuan keislaman. Jika kita melihat
warisan hebat yang ditinggalkan oleh mualaf seperti Muhammad Asad,
Maryam Jamilah, Dr. Maurice Bucaille, Muhammad Pickthall, Michael Wolfe,
dan Pamela Taylor, pencapaian mereka benar-benar menakjubkan. Saat ini,
ada tokoh yang luar biasa yang mungkin melampaui para pendahulunya. Ia
adalah Prof. Muhammad Dhiya ur-Rahman Azmi. Ia memberi kontribusi yang
sangat besar dalam kajian ilmu hadits. Sebuah pencapaian yang layak
dikenang dan menjadi bagian dari sejarah peradaban Islam.
Islam Tak Mengenal Kasta Sosial
Muhammad
Dhiya ur-Rahman Azmi dulu bernama Banke Laal. Lahir tahun 1943 dalam
sebuah keluarga Hindu di desa Bilarya Ganj. Sebuah desa yang terletak di
Kecamatan Azamgarh, India. Saat memeluk Islam usianya 18 tahun. Konsep
kesetaraan dan keadilan yang ditawarkan Islam telah membuatnya terkesan.
Menurutnya, hal itu merupakan keistimewaan dan humanisme yang hanya ada
pada Islam. Alasan ini pula yang menyebabkan banyak orang-orang di anak
benua India memeluk Islam. Mereka ingin lepas dari sekat-sekat kasta.
Dan mendapatkan kebebasan bertindak sesuai dengan cita-cita dan kehendak
mereka.
Di
India ada beberapa organisasi yang memfasilitasi perpindahan agama.
Kegiatan organisasi ini dikenal dengan Ghar Wapsi. Sebuah kegiatan yang
difasilitasi organisasi Hindu India untuk memfasilitasi perpindahan
agama seorang non-Hindu ke agama Hindu. Di masyarakat Islam India, tidak
didapatkan aktivitas semacam ini. Tidak ada donasi atau bantuan materi
yang didapat bagi mereka yang baru saja memeluk Islam. Sisi baiknya,
seseorang yang memeluk Islam benar-benar menyambut perintah Allah dan
lahir dari niat yang tulus. Jika ingin menjadi seorang muslim, hal yang
harus Anda lakukan adalah memahami pesan hakiki dari Islam itu sendiri.
Dijauhi Keluarga dan Hijrah Mendalami Islam
Setelah
memeluk Islam, kedua orang tua dan keluarga dekatnya memboikot Syaikh
Muhammad Dhiyaurrahman Azmi. Ia pun hijrah ke Pakistan untuk mendalami
agama. Ia belajar agama di Madrasah yang bekerja sama dengan Jamiah
Islamiyah. Kemudian melanjutkan studi S1 di Universitas Islam Madinah
(Jamiah Islamiyah Madinah), Arab Saudi. Di tempat ini, ia menjadi
lulusan pertama yang pernah beragama Hindu.
Tidak
berhenti hanya di tingkat sarjana, Syaikh Dhiyaurrahman melanjutkan
studi pasca sarjananya (S2) ke King Abdul Aziz University di Mekah, yang
kemudian dikenal dengan Ummul Qura University. Gelar doktornya ia
dapatkan dari Universitas al-Azhar, Kairo.
Kepakarannya
di bidang hadits adalah sesuatu yang diakui khalayak. Universitas Islam
Madinah mengakuinya dengan mengangkatnya sebagai guru besar (profesor)
di Fakultas Hadits kampus tersebut. Bahkan Kerajaan Arab Saudi sendiri
menghadiahinya kewarga-negaraan Arab Saudi sebagai bentuk terima kasih
atas kontribusi yang ia berikan dalam kajian ilmu hadits.
Syaikh
Dhiyaurrahman tidak membatasi aktivitasnya hanya di bidang akademik
semata. Ia juga aktif ambil bagian dalam bidang administratif. Seperti
bergabung dengan Liga Muslim Dunia (Muslim World League) di
Mekah. Dan juga menjadi dekan Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah
hingga pensiun. Setelah pensiun, ia diangkat menjadi pengajar di Masjid
Nabawi oleh Departemen Urusan Masjid Nabawi pada tahun 2013.
Sumbangan Terhadap Peradaban Islam
Banyak
karya tulis telah dibuat oleh Profesor Dhiyaurrahman Azmi. Ia menulis
puluhan buku tentang berbagai topik penting dalam Islam. Tapi yang
paling istimewa adalah karya monumentalnya berupa ensiklopedia hadits.
Ia beri judul karyanya itu dengan al-Jami’ al-Kamil fi al-Hadits ash-Shahih ash-Shamil. Karya istimewanya ini adalah kumpulan hadits-hadits shahih yang tersebar di berbagai buku-buku klasik.
kisah muslim.com
0 komentar