"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu
dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya) di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya, serta memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 133-134).
Alquran secara tegas dan terang-terangan
menjaring kriteria calon penghuni surga dengan mensyaratkan umat Islam
untuk menahan amarah dan memaafkan. Ini merupakan penegas bahwa menahan
amarah hanya dapat dilakukan apabila ada kesiapan hati untuk memaafkan.
Demikian juga sebaliknya, seseorang yang mudah memaafkan kesalahan orang
lain, akan menjadi penyebab dirinya tak mudah melampiaskan amarah.
Pribadi yang menahan amarah dan memaafkan
telah dijanjikan surga. Mereka tak hanya disukai oleh Allah SWT dan
sesama manusia, tapi juga malaikat-Nya. Dalam sebuah kisah bersama Abu
Bakar RA, Rasulullah SAW memberikan nasihat elegan dan pesan yang
istimewa agar seseorang yang dicaci atau disakiti hatinya tak perlu
membalas dengan perbuatan (kotor) yang sama. Bersikap diam, tenang, dan
tidak membalas keburukan jauh lebih suci dibandingkan mengumbar
kemarahan.
Suatu ketika, Abu Bakar duduk bersama
Rasulullah SAW dan mendapat cacian dalam waktu yang lama. Setelah sekian
lama mencaci dan tidak kunjung berhenti, Abu Bakar pun membalas
caciannya. Rasulullah SAW marah, lalu berdiri. Abu Bakar menyusulnya,
lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, dia mencaciku, padahal Engkau duduk
(bersamaku). Ketika aku membalas beberapa caciannya, Engkau malah marah
dan meninggalkanku." Mendengar pertanyaan sahabatnya, Rasulullah SAW
memberikan nasihat bahwa ketika Abu Bakar diam, ada malaikat yang telah
membalaskan cacian untuknya. Sebaliknya, ketika cacian itu dibalas,
datanglah setan.
Kisah ini memberikan inspirasi berharga.
Betapa menahan amarah akan mendatangkan kebaikan. Beriringan dengan itu,
sikap memaafkan pun harus dibangun. Memang sulit, tetapi bukankah kita
mendambakan ampunan-Nya? Semoga kita termasuk dalam kategori hamba yang
mendapatkan ampunan dari Tuhan dan dijanjikan surga. Semoga puasa pada
bulan Ramadhan kali ini menjadi ajang penempaan diri untuk lebih pandai
dalam menahan amarah dan memaafkan. Pada muaranya, ibadah kita akan
disambut dengan ampunan dan ridha-Nya.
0 komentar