Ibnu Majid, Penemu Kompas dan Navigator Terbesar dalam Sejarah Islam
6/16/2017
"Singa Laut (Asad Al-Bahr), Guru Bangsa Arab (Mu’allimul Arab), Bintang Dunia dan Agama (Syihab Addunya wa Addin),
itulah tiga julukan yang melekat pada seorang Ahmad bin Majid atau Ibnu
Majid. Seorang pelaut sekaligus navigator tersohor dalam sejarah bangsa
Arab pada abad pertengahan. Ilmuwan muslim yang satu ini ahli dalam
bidang seni berlayar dan ilmu kelautan.
Nama lengkapnya Syihabudin Ahmad bin
Majid As-Sa’di bin Abu Rakaib An-Najdi. Dia lahir di Jilfar, sebuah
desa di sebelah timur kawasan Ra’su Al-Khaimah, salah satu negeri kecil
Arab yang terdapat di kawasan Teluk Arab pada 832 H/1429 M. Ia juga
dikenal sebagai ahli pembuat peta atau kartografer dan kompas.
Dia berasal dari Bani Tamim, salah satu
kabilah yang terdapat di provinsi Najed, Arab Saudi. Keluarganya sampai
sekarang dikenal dengan julukan anak nahkoda. Bapak dan Kakeknya adalah
pelaut dan nahkoda terkenal pada masanya.
Pendidikan
Ibnu Majid telah mendapatkan pendidikan
agama dan bahasa pada masa kecilnya. Dia belajar ilmu matematika Arab
dan India, ilmu menentukan waktu, geografi, dan astronomi. Dia telah
mempelajari banyak buku yang menjadi dasar dalam ilmu tersebut. Adapun
tentang ilmu melaut, ia telah mempelajarinya secara teori dan praktik
langsung di bawah bimbingan bapaknya yang juga seorang petualang dan
pelaut.
Pada saat-saat perjalanan dan
petualangannya ke berbagai tempat, dia telah berhasil mempelajari
beberapa bahasa. Di antaranya bahasa Sanserkerta (bahasa pengantar yang
dipakai di India pada saat itu), Persia, Sawahiliyah (bahasa pesisir
tenggara Afrika), dan Jawa (bahasa pengantar pulau Jawa). Di dalam karya
tulisnya dia telah menyebutkan istilah-istilah pelayaran yang mencakup
semua bahasa yang dia kuasai.
Penemuan
Ahmad bin Majid mempunyai beberapa
penemuan dalam bidang pelayaran dan kelautan. Hal ini tercermin dalam
pelayaran yang dia lakukan dengan kapalnya dengan betul-betul sukses
pada musim pelayaran yang tidak seperti biasanya. Sebuah pelayaran yang
tidak dapat dilakukan kecuali oleh petualang dan nahkoda yang
berpengalaman dan paham tentang ilmu pelayaran. Karena musim berlayar
biasanya menentukan kondisi cuaca, baik kondisi angin maupun ketinggian
ombak.
Penemuan-penemuannya juga tercermin pada
keberhasilannya menembus beberapa rute pelayaran baru yang sebelumnya
tidak pernah diketahui. Ini tentunya menuntut adanya pengetahuan khusus
tentang kondisi rute-rute yang dia lalui sehingga dia bisa melaluinya
dengan selamat tanpa kesasar atau kapal yang dia tumpangi menabrak
batu-batu karang atau tumpukan bukit-bukit yang tersembunyi di atas
permukaan air laut.
Ibnu Majid juga mempunyai penemuan
dalam dunia pelayaran dan alat-alat yang dipergunakan saat berlayar di
tengah lautan luas. Karya-karya tulisnya telah banyak memaparkan
berbagai macam hal tersebut.
Dia juga punya andil penting dalam ilmu
matematika, yaitu sebuah ilmu yang memiliki hubungan erat dengan dunia
pelayaran. Sebab, untuk menentukan arah yang harus ditempuh oleh kapal
menuntut banyak melakukan perhitungan. Sampai-sampai Sibthul Mardini
dalam risalahnya Raqaiq Al-Haqaiq fi Ma’rifah Ad-Darj wa Ad-Daqaiq
mengatakan bahwa satu-satunya karya dalam ilmu matematika yang bisa
memuaskan adalah karya gurunya, Syihabbudin Ahmad bin Majid.
Karyanya
Buku-buku karya Ibnu Majid dianggap
sebagai buku terpenting yang diterbitkan ke dalam berbagai bahasa
sebelum masa kebangkitan Eropa dan buku terpenting dalam ilmu pelayaran,
geografi, astronomi, dan kelautan. Dalam buku ini untuk pertama kalinya
ditemukan istilah ilmu kelautan yang sekarang dikenal dengan istilah Oceanography. Buku-buku karangannya memuat sekitar 40 karya.
GR Tibbetts dalam bukunya berjudul Arab
Navigation in the Indian Ocean Before the Co ming of the Portuguese,
mengungkapkan, karya terpenting dari Ibnu Majid adalah Kitab al-Fawaid
fi Usul Ilm al-Bahr wal-Qawaid atau (Buku Pedoman tentang Prinsip dan
Per aturan Navigasi), yang ditulisnya pada 1490 M. Buku ini tentu saja
sangat bermanfaat, terutama untuk membantu orang teluk Persia menjangkau
pantai India, Afrika Timur, dan tujuan lainnnya.
Kitab itu merupakan salah satu rujukan
terpenting dalam bidang kelautan pada zamannya. Buku itu merupakan
ensiklopedia navigasi yang menjelaskan sejarah dan prinsip dasar
navigasi, letak bulan, macam-macam kom pas, perbedaan cara berlayar di
berbagai perairan, posisi bintang, jumlah angin musim, dan angin musim
laut lainnya, topan, dan beberapa topik lainya untuk navigator
profesional.
"Buku lainya yaitu Hawiyat Al-Ikhtishar Fi Ushul Ilmi Al-Bihar.
Buku ini merupakan buku sajak yang berisi tentang pengetahuan laut,
sama seperti sajak yang ditulis oleh Ibnu Sina dalam bidang kedokteran.
Di dalam buku ini ditulis sebanyak seribu bait sajak yang berisi tentang
kaedah-kaedah ilmu pelayaran.
Ada lagi Al-Qashidah Adz-Dzahabiyyah. Buku tentang berbagai penemuannya di bidang pelayaran. Buku Al-Urjuzah As-Safaliyyah, tentang perlabuhan Safalah di tepi pantai Zang. Buku Al-Urjuzah Al-Mukhammasah, Urjuzah Miyamiyat Al-Ibdal, dan Al-Qashidah Al-Makkiyyah, serta masih banyak lagi.
Pertemuannya dengan Vasco da Gama
Penjelajahannya yang begitu lama di
Samudera Hindia membuat Ibnu Majid sangat memahami seluk beluk daerah
itu. Malah, ia menulis sejumlah pandangannya yang sangat penting bagi
dunia kelautan pada masa itu. Berkat keberaniannya menyusuri daerah baru
yang jarang dikunjungi, Ibnu Majid pun kian dikenal. Setiap
penjelajahannya didukung alat canggih seperti kompas yang dibuatnya
sendiri, tentu saja kompas ini jauh lebih detail dari kompas modern.
Popularitasnya semakin membumbung tinggi
ketika dia mampu menunjukan jalan kepada Vasco da Gama, seorang pelaut
terkemuka asal Portugis, menuju lautan India. Pelaut kenamaan dari Eropa
itu memimpin sebuah ekspedisi bahari untuk menemukan Tanjung Harapan di
selatan Afrika pada tahun 1498 M. Penemuan itu membuat bangsa Eropa
menemukan jalur baru ke benua Asia, yang sebelumnya harus melewati tanah
Islam di Timur Tengah.
Vas co Da Gama sangat mengagumi kompas
yang dibuat Ibnu Majid. Ia pun diajak Vasco da Gama untuk turut serta
dalam ekspedisi pelayaran yang akan dipimpinnya. Saat itulah, namanya
semakin terkenal, tak hanya di dunia Muslim, tapi juga di dunia Barat.
Pada saat membantu Vasco da Gama, ia mengendalikan perjalanan laut dari
benua Afrika ke India.
Ibnu Majid yang tutup usia pada tahun
1500 M telah mewariskan sederet karya yang sangat penting bagi dunia
pelayaran dan kelautan baik di dunia Islam maupun dunia Barat. Karyanya
telah memberi inspirasi dan semangat bagi para pelaut di zamannya untuk
mela kukan penjelajahan. Padahal, sebelumnya sangat sedikit pelaut Arab
yang berani mengarungi wilayah yang lebih jauh dari kawasan Laut Merah,
Pantai Timur Afrika, hingga Pantai Tenggara Afrika atau Sofala, wilayah
dekat Madagaskar. (njs)
Sumber:
-Rida, Muhyiddin Mas. 2012. 147 Ilmuwan Terkemuka Dalam Sejarah Islam. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar. Cet. Kedua (Terjemahan dari Kitab Abaqirah Ulama’
Al-Hadharah wa Al-Islamiyah Karya Muhammad Gharib Gaudah, Maktabah
Alquran)
0 komentar