Tingkatan Manusia Dalam Menghadapi Tipu Daya Setan
5/20/2017
Memperjuangkan Islam merupakan amalan yang memerlukan keistiqomahan
dan kesabaran dalam menapaki setiap anak tangganya. Sementara itu setan
selalu mengintai seorang aktifis, menunggu waktu lengahnya. Saat seorang
aktifis lalai, seketika itu pula setan dengan sigap mencoba
menggelincirkan kakinya.
Tidakkah kita pernah mendengar seorang yang ikut berperang bersama
Rasul, kemudian para sahabat mendapatinya dalam keadaan terbunuh di
jalan Allah. Namun alangkah mengagetkan saat Rasul mengatakan bahwa dia
berada di neraka. Ternyata usut punya usut dia membunuh dirinya karena
tidak tahan dengan sakitnya luka yang dia dapat. Kisah itu mengingatkan
kita pada suatu hal, bahwa setan senantiasa menunggu kita lalai.
Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang berjudul Uddatush Shabirin
mengisahkan satu riwayat yang berasal dari seorang salaf. Seorang setan
bertemu dengan kawannya yang keadaannya sangat kurus, lemah, dan
kerempeng.
Ia pun bertanya, “Mengapa kamu menjadi seperti ini?”
Temannya menjawab, “Aku mempunyai seorang qarin dari golongan
manusia. Aku tidak bisa ikut makan bersamanya, tidak bisa bermalam, dan
tidak bisa turut bersenggama bersamanya.”
Temannya bertanya, “Mengapa bisa begitu?”
Ia menjawab, “Sebab, ia menyebut asma Allah ketika hendak makan dan menyebut asma Allah jika hendak berjima’. Aku pun tercegah untuk turut menikmati itu semua.”
Maka berkatalah yang lain, “Kalau aku, aku bisa ikut makan, bermalam, dan berjima’ dengan istrinya bersamanya.”
Oleh karena itu, salah seorang Mufassir memberikan ulasan atas firman
Allah:
وَشَارِكْهُمْ فِي الأمْوَالِ وَالأولادِ
“… Dan berserikatlah dengan mereka (manusia) pada harta dan anak-anak mereka…” (Al-Isrâ’: 64)
Beliau berkata, “Berserikatnya setan atas anak Adam dalam hal
hartanya adalah jelas, akan tetapi bagaimana bentuk perserikatannya
dengan anak Adam dalam hubungannya dengan anak-anak yang lahir dari
perut mereka? Mereka mengatakan: “Sesungguhnya setan, apabila seseorang lupa membaca doa:
“Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rezekikan pada kami,” ketika hendak menjima’ istrinya; maka setan ikut menyertainya dalam menjima’ istrinya.
0 komentar