DZIKIR DALAM TAREKAT

5/09/2017

DZIKIR DALAM TAREKAT
Salah satu bahagian yang terpenting dalam tarekat, yang hampir selalu kelihatan dikerjakan, ialah zikir. Zikir artinya mengingat kepada Tuhan, tetapi di dalam tarekat mengingat kepada Tuhan itu dibantu
dengan bermacam-macam ucapan, yang menyebut nama Allah atau sifatnya, atau kata-kata yang mengingatkan mereka kepada Tuhan.
Ahli-ahli tarekat berkeyakinan, jika seorang manusia atau hamba Allah telah yakin, bahwa lahir dan bathinnya dilihat Allah dan segala
pekerjaannya diawasinya, segala perkataannya didengarnya dan segala
cita-cita dan niatnya diketahui Allah, maka hamba Allah itu akan men-jadi seorang manusia yang benar, karena ia selalu ada dalam keadaan
memperhambakan dirinya kepada Tuhan, dawamul ubudiyah, berkekallah dengan ibadat, dalam memperhambakan dirinya kepada yang
menjadikannya, Khalik. Lalu zikir berarti menyebut-nyebut nama Allah atau ma'rifat
Allah, yang pada keyakinan mereka itu akan melahirkan dua sifat pada
manusia, pertama seorang hamba Allah dan kedua kasih kepada Allah. Jika seorang hamba Allah takut kepada Allah, maka segala suruhnya
akan dikerjakannya dan segala larangannya akan dihentikannya. Seorang yang kasih kepada Allah tentu'akan memilih pekerjaan-pekerjaan
yang disukai Allah dan menggiatkan dia menjauhkan diri pada pekerja-
an-pekerjaan yang tidak disukai Tuhan.
Pada keyakinan golongan tarekat-tarekat tiap-tiap manusia tidak terlepas dari empat perkara. Pertama manusia itu kedatangan nikmat, kedua kedatangan bala, ketiga berbuat ta'at, dan keempat berbuat do-
sa. Selama manusia itu mempunyai nafsu yang turun naik, mestilah ia mengerjakan salah satu pekerjaan dari empat macam tersebut. Jika pa-
da waktu itu lupa kepada Tuhan, maka nikmat itu akan membawa sombong, tekebur dan tinggi hati padanya. Tetapi jika ia teringat kepa-
da Tuhan pada waktu ia menerima nikmat itu, sifatnya berlainan sekal i , ia syukur kepada Tuhan, yang akan membawa lebih baik kelakuan-
nya. Maka dengan alasan-alasan itulah golongan tarekat mempertahankan zikir, tidak saja arti mengingat Allah dalam hati, tetapi menyebut
Allah senantiasa kala dengan lidahnya untuk melatih segala anggotanya. Menurut anggapan mereka segala ibadat yang dikerjakan tidak di-
sertai dengan mengingat Allah atau tidak karena Allah, maka ibadat itu akan kosong, akan hampa dari pahala yang sebenarnya.
Maka selalulah zikir itu diucapkan dan mengingat Allah itu dikekalkan untuk memperoleh pengaruhnya. Di antara dalil-dalil yang mereka kemukakan adalah sebagai berikut :
Pertama. Karena mengerjakan zikir itu mengingatkan kepada Allah, dan semata-mata menjunjung suruh Allah. Firman Allah : "Ha i
segala mereka yang percaya kepada Allah sebut olehmu akan Allah dengan sebutan yang banyak dan ucapan tasbih pada pagi-pagi dan pe-
tang-petang" (Qur'an XXXII I : 4).

Kedua. Orang yang zikir Allah itu mengingat akan Allah dan Allah mengingat pula akan orang itu. Firman Allah : "Sebut olehmu akan 
Daku, niscaya Ak u menyebut pula akan dikau" (Qur'an 11 : 152). 
Ketiga. Dalam zikir Allah itu nyata benar kebesaran Allah, bahkan 
untuk selama hidup. Firman Allah : "Zikir Allah itu terlebih besar dari-
pada ibadat-ibadat yang lain" (Qur'an XI X : 45). 
Keempat. Orang yang zikir Allah mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Firman Allah : "Sebutlah olehmu akan Allah sebanyak-
banyaknya agar mudah-mudahan kamu mendapat pemenangan" (Qur-'an VIII : 49, LXII : 10). 
Kelima. Zikir Allah itu menyembuhkan segala penyakit di dalam hati. Dalam kitab-kitab tasawwuf jumlah penyakit di dalam hati itu ada 
kira-kira 60 macam. Maka untuk menyembuhkan segala penyakit itu ialah dengan zikir Allah. Sabda Nabi : "Menyebut Allah itu ialah me-
nyembuhkan penyakit hati artinya memperbaiki hati" (Hadis dari Anas bin Malik). 
Keenam. Zikir Allah itu menetapkan hati dan jikalau hati sudah tetap maka segala anggota yang tujuh pun akan tetap pula mengerjakan 
suruhan Allah, demikian sebaliknya. Firman Allah : "Adapun segala mereka yang iman, yang percaya kepada Allah dan yang tetap hatinya 
dengan zikir Allah, ketahuilah olehmu bahwa dengan berzikir itu segala 
hati akan tetap" (Qur'an XIII : 28). 
Ketujuh. Zikir Allah itu mensucikan manusia dan melepaskannya dari siksaan kubur dan zikir Allah itu lebih besar pahalanya daripada 
perang sabil. Sabda Nabi : "Bahwasanya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada alat untuk mensucikan, dan alat untuk mensucikan hati itu ialah zikir 
Allah. Tiadalah sesuatu yang dapat meiepaskan manusia dari azab selain daripada zikir Allah" . Seorang Sahabat bertanya : "Apakah jihad 
di atas jalan Allah itu tidak dapat meiepaskan manusia dari azab kubur juga?" "Meskipun jihad di atas jalan Allah " jawab Nabi. 
Selanjutnya banyak sekali alasan-alasan yang dikemukakan untuk memperlihatkan fadilat zikir, seperti ayat Qur'an LX X : 23, yang me-
nyamakan zikir itu dengan bersembahyang yang berkekalan, Hadis Muslim yang mengatakan bahwa umur dunia itu akan lebih panjang 
dengan menyebutnya nama Allah itu. Hadis Bukhari dan Muslim yangmenerangkan bahwa perkataan yang afdal diucapkan oleh Nabi Mu-
hammad dan Nabi lain sebelumnya ialah : "Laila ha illallah", ayat Qur'an yang menyuruh Nabi Muhammad selalu mengingat kepada Tu-
han (Qur'an XVIII : 28), ayat Qur'an yang menerangkan bahwa ba-
nyak menyebutkan nama Allah itu tidak akan disempitkan hidupnya 
(Qur'an X X : 124), dan banyak sekali yang lain-lain, yang menyatakan pengucapan zikir itu menjauhkan kufur, memperoleh pahala yang sama 
dengan zakat dan haji, membaharui iman, meiepaskan manusia dari 
azab neraka Wail, menjadi zakat badan, menambah pahala sembah-yang, menjadi bukti kasih kepada Allah, mendekatkan diri kepada 
Allah, memudahkan pengakuan tubuh terhadap kebesaran Allah, membikin rupa bercahaya-cahaya, membawa perdamaian di bumi, menjauh-
kan peperangan, merupakan sebuah benteng, menjauhkan diri dari sifat munafik, melenyapkan sifat merendahkan budi, membersihkan hati 
daripada kasih yang berlebih-lebihan kepada dunia, membukakan yang ajaib-ajaib dalam hati, menyamakan orang yang berzikir sekedudukan 
dengan wali, menjadi obat suka cita, menambah khusu', dan lain-lain faedah dan kebesaran yang diperoleh daripada memperbanyak zikir itu. 
Demikianlah beberapa keterangan dari golongan tarekat, terutama tarekat Naksyabandiyah, mengenai zikir. Saya petik dari kitab "Per-
tahanan Tarekat Naksyabandiyah" jilid I halaman 106 — 127, karang
http://majelisdzikirtqnkampus.blogspot.co.id

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

pesan di sini ...

Nama

Email *

Pesan *

Kata mutiara

Allah Masih Memberiku Waktu " Hari ini aku masih terbangun karena Allah masih memberiku waktu di dunia, memberiku waktu untuk hidup agar aku dapat menghapuskan dosa-dosaku dengan melakukan kebaikan"