Kesalahan Sejarah Tentang SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH

4/25/2017

KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH
Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan 'Ali Al-Husaini, diisi Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan saat datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.
Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan 'Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid' Isa 'Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid' Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi' Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid' Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid' Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An- Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uhothi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam' Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Sawullah saw.
Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru untuk membahas Sayyid Shalih dibidang Al-Qur'an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al - Qur'an usia 12 tahun.
Kemudian saat Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama penuh berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka Cuaca, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka berada di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan Sehat bermukim di Malaka.
Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kuasa antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayat Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.
Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih dicoba untuk anak dan kekasih pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih seperti sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.
Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu'tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin 'Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mempersembahkan ilmu Ma'rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu'tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu'tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina 'Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin 'Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja'far al-Bilali, dari sanad Imam 'Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Irak, Pakistan, India, Yaman.
Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu 'Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya' Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma'rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.
Sementara dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.
Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu'tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin 'Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra'uf Sinkiliy, dan lain-lain.

KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:
1. Menganggap Syaikh Siti Jenar yang berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan syari'at islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun jati; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer ini dibantah secara tegas, "Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang." [Suka diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu Berasal dari cacing, itu salah Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang] ....2. "Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti" yang diidentikkan kepada Syaikh Si
Iti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Lepas dari Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat "Fana 'wal Baqa'. Fana 'Wal Baqa' sangat berbeda penakuannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana 'Wal Baqa' adalah ajaran tauhid, yang dimaksud pada Firman Allah: "Kullu syai'in Haalikun Illa Wajhahu", kata "Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah". Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana 'wal Baqa', Tauhid Qur'ani dan Tauhid Syar'iy.3. Dalam beberapa buku yang diceritakan Syaikh Siti Jenar Terselesaikan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum'at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, "Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, dia adalah pengamal Syari'at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah Lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir "Allah..Allah..Allah" dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia kosong sholat Jum'at ".4. Beberapa penulis telah menulis sebuah kematian Syaikh Siti Jenar, terbangun oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: "Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama ', kyai dan ajengan yang terpercaya kewara'annya. Mereka mengatakan bahwa Syaikh Siti Jenar dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melakukan sholat shubuh. "5. Cerita Syaikh Siti Jenar oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu saja cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar bisa dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: "Wali Songo adalah penegak Syari'at Islam di tanah Jawa. Dalam Maqaashidus syarii'ah mengajarkan Islam itu sesuai kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang ada di dalamnya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat. "
Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi'ah, antara Ulama 'Syari'at dengan Ulama' Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]
Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap ajaran sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama'nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam. 

http://biografiulamahabaib.blogspot.co.id

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

pesan di sini ...

Nama

Email *

Pesan *

Kata mutiara

Allah Masih Memberiku Waktu " Hari ini aku masih terbangun karena Allah masih memberiku waktu di dunia, memberiku waktu untuk hidup agar aku dapat menghapuskan dosa-dosaku dengan melakukan kebaikan"